Kisah Ulama Lengkong Kuningan, KH Hasan Maolani Yang Disegani Rakyat Namun Dipenjara Belanda

KH Hasan Maolani adalah Ulama kharismatik yang mensyiarkan Islam di desa Lengkong Kuningan melalui Tarekat Syattariyah.
Eyang Hasan Maolani Lengkong
Sketsa Wajah Eyang Hasan Maolani

papattonk - KH Hasan Maolani adalah Ulama kharismatik yang mensyiarkan Islam melalui Tarekat Syattariyah. Karena kezuhudannya, KH Hasan Maulani mendapat hati dimasyarakat Desa Lengkong Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Sebagai generasi penerus bangsa, ada baiknya mengenal sosok perjuangan Ulama Kharismatik asal Desa Lengkong dalam Syiar Islam maupun perjuangannya dalam menentang kolonialis Belanda.

Silsilah Eyang Hasan Maolani

Eyang Hasan Maolani lahir di Desa Lengkong Kecamatan Garawangi Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Beliau lahir pada tanggal 22 Mei 1782 M atau 8 Jumadi akhir 1196 Hijriah.
KH Hasan Maolani adalah putra dari Kiai Lukman Bin Kiai Syatar. Kelahiran Eyang Hasan Maulani bertepatan dengan tahun meninggalnya ulama sepuh Lengkong, Syekh Panembahan Daco.
Dalam penelusuran silsilah Eyang Hasan Maolani terdapat garis keturunan bangsawan kesultanan Cirebon hingga Prabu Siliwangi.

Berikut Silsilah Eyang Hasan Maolani dari garis keturunan Ibu :
  • Eyang Hasan Maolani
  • Nyai Lukman
  • Kiai Jafiyah
  • Kiai Abdul Qahir
  • Syekh Haji Muhammad Husen
  • Ki Malang Jiwa
  • Ki Narajaya
  • Ki Sarawati
  • Ki Legasara
  • Dalem Balidah
  • Prabu Gesanulun
  • Singadipati
  • Ratu Selawati
  • Guru Gantangan
  • Prabu Siliwangi
Berikut silsilah Eyang Hasan Maulani dari garis keturunan ayah :
  • Eyang Hasan Maolani
  • Bagus Luqman
  • Kiai Syatar
  • Raden Kenda
  • Nyai Raden Lempeg
  • Tumenggung Raden Jayadipura
  • Nyai Raden Siti Atiyah
  • Ratu Girilaya
  • Pangeran Dipati
  • Panembahan Ratu
  • Pangeran Wiradipati
  • Pangeran Pasarean
  • Sunan Gunung Djati

Perjuangan KH Hasan Maulani melawan Penjajahan Belanda

KH Hasan Maulani atau dikenal Eyang Hasan Maolani ikut berperan aktif dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda.
Namun bentuk perlawanan Eyang Hasan Maolani tidak dalam bentuk fisik peperangan. Perjuangan Eyang Hasan Maolani lebih menitikberatkan pada kesadaran sosiologis rakyat untuk berdikari agar tidak tergantung pada kolonialis Belanda.
Tentu saja, gerakan sosial seperti tersebut merupakan ancaman besar bagi Belanda dalam melanggengkan penguasaan wilayah. Bagi Belanda kepatuhan rakyat harus dikendalikan sepenuhnya agar tunduk pada aturan yang dibuatnya.
Eyang Hasan Maolani melalui Tarekat Sattariyah yang beliau ajarkan mampu menarik simpatik rakyat lengkong dan menyebar luas ke pulau Jawa.
Sikap Zuhud beliau yang hidup sederhana bahkan diketahui bahwa Eyang Hasan Maolani tidak memiliki pakaian lebih dari tiga pasang. Jika melebihi tiga pasang maka pakaian beliau akan diberikan kepada orang yang tak mampu.
Tentu saja, ketokohan dan kharisma Eyang Hasan Maolani yang disegani masyarakat adalah ancaman serius bagi Belanda. 
Belanda pun secara terorganisir melakukan pembunuhan karakter terhadap Eyang Hasan Maulani dengan menuduh sebagai penyebar ajaran sesat.

Di masa perjuangannya, sekitar tahun 1196 – 1291 H/1782 – 1874 M pemerintah kolonial melalui tangan kanannya di Kabupaten Kuningan mengatur strategi melawan ajarannya, dengan menyebarkan kabar bahwa ajaran Syattariyah dari Hasan Maolani mengandung kesesatan dan tak sesuai dengan syariat Islam.

Berdasarkan tuduhan tersebut ia lantas dijadikan tawanan Belanda di wilayah Cirebon, Jawa Barat, hingga ke wilayah Manado, Sulawesi Utara. Konon hal itulah yang membuat ia dikenal juga sebagai Kyai Manado.

Hasan Maolani sendiri meninggal pada tanggal 3 Mei 1874, namun terdapat versi lain yang menyebut jika dia meninggal pada tanggal 29 April pada tahun yang sama. Ia dimakamkan di Kompleks Pemakaman Kyai Mojo, Wulauan, Tondano Minahasa, Sulawesi Utara.

Sebelum wafat beliau mengirimkan beberapa beliau untuk dimakamkan di tanah kelahirannya di Lengkong, Kuningan, Jawa Barat, dengan maksud agar keturunannya tidak kesulitan untuk berziarah ke Sulawesi Utara.


Post a Comment

Silahkan Komentar sesuai topik bahasan. Diluar konteks bahasan tidak akan ditampilkan. Terimakasih