Cara Menentukan Awal Ramadhan dan Hari Raya

Hanya saja, secara umum ada dua metode yang sering digunakan untuk menentukan awal Ramadhan yaitu Rukyat dan Hisab.
aspudin - Bagaimana cara menentukan awal Ramadhan dan hari raya? Pertanyaan tersebut mungkin saja ada dibenak kita masing-masing.
Memang bukan dalam kapasitas saya untuk menjelaskan secara detail cara menentukan awal Ramadhan dan hari raya 1 Syawal.
Hanya saja, secara umum ada dua metode yang sering digunakan untuk menentukan awal Ramadhan yaitu Rukyat dan Hisab.
2 Metode diatas sering digunakan ormas Islam Nu dan Muhammadiyah. NU atau Nahdatul Ulama menggunakan metode Rukyatul Hilal sedangkan Muhammadiyah menggunakan hisab.
Untuk Kemenag sendiri dalam penentuan awal Ramadhan selalu bermusyawarah dengan ormas-ormas Islam dan pihak terkait dengan melaksanakan sidang isbat.

Mengenal Rukyatul Hilal

Apakah Rukyatul Hilal itu? Secara definisi Rukyatul Hilal adalah mengamati visibilitas hilal. 
Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang tampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak(Konjungsi). Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah Matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah Matahari terbenam (maghrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya Matahari, serta ukurannya sangat tipis. Apabila hilal terlihat, maka pada petang (maghrib) waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah. Apabila hilal tidak terlihat maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib hari berikutnya.

Mengenal Hisab

Hisab secara harfiah 'perhitungan. Dalam dunia Islam istilah hisab sering digunakan dalam ilmu falak(astronomi) untuk memperkirakan posisi Matahari dan bulan terhadap bumi. Posisi Matahari menjadi penting karena menjadi patokan umat Islam dalam menentukan masuknya waktu salat. Sementara posisi bulan diperkirakan untuk mengetahui terjadinya hilal sebagai penanda masuknya periode bulan baru dalam kalender Hijriyah. Hal ini penting terutama untuk menentukan awal Ramadhan saat muslim mulai berpuasa, awal Syawal(Idul Fitri), serta awal Dzulhijjah saat jamaah haji wukuf di Arafah(9 Dzulhijjah) dan Idul Adha(10 Dzulhijjah).

Dalam Al-Qur'an surat Yunus(10) ayat 5 dikatakan bahwa Allah memang sengaja menjadikan Matahari dan bulan sebagai alat menghitung tahun dan perhitungan lainnya. Juga dalam Surat Ar-Rahman (55) ayat 5 disebutkan bahwa Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.

Karena ibadah-ibadah dalam Islam terkait langsung dengan posisi benda-benda langit (khususnya Matahari dan bulan) maka sejak awal peradaban Islam menaruh perhatian besar terhadap astronomi. Astronom muslim ternama yang telah mengembangkan metode hisab modern adalah Al Biruni(973 -1048 M), Ibnu Tariq, Al Khawarizmi, Al Batani, dan Habash.

Artikel ini hanya bertujuan wawasan umum semata, semoga bermanfaat ya.

Sumber wikipedia

Post a Comment

Silahkan Komentar sesuai topik bahasan. Diluar konteks bahasan tidak akan ditampilkan. Terimakasih