Puisi Cinta Romantis Umiku Sayang

Abi menulis cerita dalam puisi cinta romantis umiku sayang.

Umiku sayang, mungkin engkau tidak pernah menyadarinya, dalam tidurmu abi sering memandang wajahmu. Abi mengagumi betapa engkau gigih dalam menjalani bahtera rumah tangga.
Umiku sayang, abi sengaja menulis puisi cinta romantis yang melukiskan kekaguman abi pada dirimu. Umi, puisi ini sengaja abi simpan ditempat yang engkau tidak ketahui. Nggak usah tanyakan mengapa nanti umi sendiri akan menemukan jawabannya seiring waktu.
Umi, sejak pernikahan kita 10 tahun yang lalu, abi  belum bisa sepenuhnya mampu membahagiakanmu. Abi hanya menemanimu sehari dalam seminggu, selebihnya abi sibuk dengan pekerjaan. 
Umi, sejak abi mengenalimu semasa lajang, tidak ada yang berubah darimu. Umi begitu menguatkan abi saat sedang lemah, umi juga yang membangkitkan abi saat terpuruk. Umi, engkaulah bidadari dari syurga.
Umiku sayang, sepenggal puisi ini bukan kata-kata pujangga yang romantis nan menyentuh hati. Puisi ini hanya untaian kata dari lubuk hati abi.

Umiku sayang,
Dengkur nafasmu
pertanda beratnya beban yang kau lalui
Umiku sayang,
dengkur nafasmu
lelahnya kau melalu hari-hari
Umiku sayang,
dengkur nafasmu
membuat hati ini menangis
Umiku sayang,
dengkur nafasmu
seperti nada-nada kehidupan
suka duka yang beriringan
Umiku sayang,
dalam tidurmu
abi menatap indah wajahmu
sejuk dan menguatkan
apalah artinya abi
jika tidak ada umi disisiku
Umiku sayang,
abi tau 
setiap hari kau menjaga anak-anak kita,
pagi hari engkau sudah bangun
menyiapkan keperluan abi dan anak-anak
Engkau tidak pernah lelah 
Siang hari
engkau mencuci, memasak
sore hari engkau ajak bermain anak-anak
Malam hari
engkau mengajarkan anak-anak mengaji
Tengah malam
kau harus siap bangun
menemani anak yang terjaga dari tidurnya
Ya Allah
tinggikan derajat istriku
yang begitu tulus menjaga kesucian rumah tangga

duh gak bisa menulis puisi romantis islami euy, padahal saya ingin menggambarkan bahwa betapa gigihnya seorang istri dalam menjalani bahtera rumah tangga. Coba aja bayangkan tugas istri begitu mulia dan siang malam harus tetap bekerja.
Suami hanya bekerja 10 jam dikantor sedangkan istri harus siap 24 jam. Masihkah kita tidak memposisikan istri kita ditempat yang tertinggi.

Post a Comment

Silahkan Komentar sesuai topik bahasan. Diluar konteks bahasan tidak akan ditampilkan. Terimakasih